Senin, 22 Agustus 2011

seberapa pantaskah...

...
Seberapa pantas engkau untukku :
sesudah apa yang engkau lakukan disepanjang kebersamaan kita. Kau boleh mengumpatku bahkan meludahiku, memanggilku anjing dan melihatku seperti kotoran, tak apa. Kau boleh perlakukanku seperti sampah busuk dan najis, sungguh tak apa. Sebaiknya kamu tahu semakin buruk sikapmu padaku semakin membuatku kasihan dan tak menyurutkan niatku menolongmu. Boleh kau tampar pipi kiriku dan aku akan berikan pipi lainnya lagi. kelak kau akan mengerti bahwa aku selalu bersabar padamu !


Seberapa pantas engkau kutunggu :
setelah semua yang kita lalui disepanjang kita bersama. Apakah engkau paham apa itu setia, saat kau memuji didepannya dan menghujat dibelakangnya ? Apakah kau juga mengerti apa itu percaya bila mengiyakan didepannya lalu menyangkal habis dibelakangnya. Kau ta’kan paham artinya sebuah kesabaran, sehingga engkau sendiri akan terjatuh didepannya lalu memohon ampun walau ia membelakangimu kerna tahu penghianatanmu dan ia masih saja memaafkanmu. Jika saja kau tahu betapa tak ada satupun perbuatanmu yang berarti untuknya !


Seberapa berharga engkau untuk kumiliki :
setelah semua yang tertinggal direkam jejak masa kebersamaan. Bukanlah sekedar kata manis yang membuai dinding maya dan menerbangkan angan anak perawan yang mudah dibujuk. Bukan pula janji manis yang tertinggal sepahnya dimakan muslihat. Tak sadarkah engkau sedang bersama siapa, seorang malaikat ataukah penyerupa dalam jubah hitam kematian. Engkau tahu ia bukanlah penghasut melainkan tetesan embun yang turun dari gunung ketulusan dan kesejatian. Bila saja kau sadar ada yang sedang mengawasi keculasanmu !


Seberapa lama engkau akan bertahan :
Sebelum semua usai pada masa yang tinggal hitungan purnama. Hanyalah sebuah persinggahan bila bukan karena ketulusan dan kasih sayang. Hanyalah sebuah permainan bila tidak didasari oleh rasa saling percaya dan saling setia. Apakah ini yang kau namakan cinta dengan segala kehormatan namun engkau menginjaknya hingga lumat diujung alas kakimu seolah kotoran. Bahkan cacingpun terus menggeliat walau tubuh tinggal serpihan tak berbentuk, ia masih terus berjuang untuk sebuah kehidupan. Andai kau pahami siapa yang ada disisimu !


Kau jawablah pertanyaan ini sebelum membuat keputusan
seberapa pantas engkau untukku ?
seberapa pantas engkau kutunggu ?
seberapa berharga engkau tuk kumiliki ?
seberapa lama engkau akan bertahan ?
sesudahnya kuberharap setidaknya :
engkau tahu apa yang kau miliki dan siapa yang berdiri disisimu
atau engkau akan kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam hidupmu
dan itu adalah ketulusanku mendampingimu.
dikutip dari By : Dinda Natasya dr.Cinta Pertama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar