Bolehlah semua orang bilang “kamu!kamu!kamu!” tanpa
mengingat “aku!aku!aku!’ yang justru menelanjangi dirinya seketika! Heran,
kenapa begitu banyak orang yang selalu melemparkan kotoran di muka orang lain? Sedangkan
dirinya sendiri terbalut bahkan lebih hina dari kotoran! Tak terciumkah beribu
macam busuk yang melekat di ujung-ujung lidahmu? Itulah kenapa sering kubilang,
kasihan Tuhan, telah menciptakan manusia dengan segala kemuliaan, nyatanya
hanya menjadi anjing!!!
Kenapa sih? Harus sibuk
urusi dosa para pendosa ketika dirinya nyaris tidak menyadari sedang
diurusi juga oleh orang lain? Atau kenapa mesti sibuk komentari keuntungan para
pelacur yang telah seharian mencari pria hidung belang yang mau membeli
tubuhnya ketika kontan dirinya juga pernah meski sedikit terbersit untuk
mencobanya? Lari tunggan langgang kesana kemari mencucui tangan! Cihh! Percuma!
Selama nilai kemanusiaan itu tidak tertera dalam nuranimu! masih sekedar KTP
sebagai seorang ciptaan-Nya.
Ya!!!sibuki saja terus dan teriakkan berbagai hasratmu untuk
menjatuhkan orang lain! Atau itu!! Tuduh dan adu domba teman-temanmu dalam
kesucian yang kau tudungkan dalam wajahmu! Hahaha! Semua orang pada akhirnya
akan mengenali walau hanya angin yang membawa aroma khas kotoranmu. Percaya
tidak? Aku mulai muak berbaur dengan kotoran! Aku benci tidak lagi bisa mencium
harumnya hakikat sebuah kejujuran.
Dan kenapa kamu tidak sadari? Bahwa pada akhirnya akan
terlontar makian “kalian!kalian!kalian!” akibat ulahmu itu! Senangkah? Akibat
lidah dan busukmu menjadikan orang-orang terprovokasi dan menjadi gila akan
kekuasaan, haus akan harta, dan serakah akan nafsu! Lihat heiii kawan!!diluar
sana yang ditindas hanya bisa merutuki keadaan, mengutuk “kalian” para koruptur
yang mengambil paksa hak rakyat layaknya seorang pemerkosa! Ya!waktunya untuk
anda tertawa! Sementara saudara-saudaramu tersiksa akan busukmu! Bukan! Kami
tidak bersaudara dengan kotoran!
Tertawalah para koruptor! Kami hanya akan diam! Dan demi
hukum yang menjadi bisu karena nilai mata uang yang membanjiri rekening mereka,
hahaha, cukuplah kami ceritakan pada anak cucu keturunan kami , bagaimana
kotornya negeri ini saat anjing yang berbicara!
kedai kopi Kimung,
salam dari secangkir kopi robusta dengan hujan yang tertawa diluar sana,
Nesya Valentia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar