Selasa, 04 Desember 2012

Garis lurus antara 3


Bolehlah semua orang bilang “kamu!kamu!kamu!” tanpa mengingat “aku!aku!aku!’ yang justru menelanjangi dirinya seketika! Heran, kenapa begitu banyak orang yang selalu melemparkan kotoran di muka orang lain? Sedangkan dirinya sendiri terbalut bahkan lebih hina dari kotoran! Tak terciumkah beribu macam busuk yang melekat di ujung-ujung lidahmu? Itulah kenapa sering kubilang, kasihan Tuhan, telah menciptakan manusia dengan segala kemuliaan, nyatanya hanya menjadi anjing!!!

Kenapa sih? Harus sibuk  urusi dosa para pendosa ketika dirinya nyaris tidak menyadari sedang diurusi juga oleh orang lain? Atau kenapa mesti sibuk komentari keuntungan para pelacur yang telah seharian mencari pria hidung belang yang mau membeli tubuhnya ketika kontan dirinya juga pernah meski sedikit terbersit untuk mencobanya? Lari tunggan langgang kesana kemari mencucui tangan! Cihh! Percuma! Selama nilai kemanusiaan itu tidak tertera dalam nuranimu! masih sekedar KTP sebagai seorang ciptaan-Nya.

Ya!!!sibuki saja terus dan teriakkan berbagai hasratmu untuk menjatuhkan orang lain! Atau itu!! Tuduh dan adu domba teman-temanmu dalam kesucian yang kau tudungkan dalam wajahmu! Hahaha! Semua orang pada akhirnya akan mengenali walau hanya angin yang membawa aroma khas kotoranmu. Percaya tidak? Aku mulai muak berbaur dengan kotoran! Aku benci tidak lagi bisa mencium harumnya hakikat sebuah kejujuran.

Dan kenapa kamu tidak sadari? Bahwa pada akhirnya akan terlontar makian “kalian!kalian!kalian!” akibat ulahmu itu! Senangkah? Akibat lidah dan busukmu menjadikan orang-orang terprovokasi dan menjadi gila akan kekuasaan, haus akan harta, dan serakah akan nafsu! Lihat heiii kawan!!diluar sana yang ditindas hanya bisa merutuki keadaan, mengutuk “kalian” para koruptur yang mengambil paksa hak rakyat layaknya seorang pemerkosa! Ya!waktunya untuk anda tertawa! Sementara saudara-saudaramu tersiksa akan busukmu! Bukan! Kami tidak bersaudara dengan kotoran! 

Tertawalah para koruptor! Kami hanya akan diam! Dan demi hukum yang menjadi bisu karena nilai mata uang yang membanjiri rekening mereka, hahaha, cukuplah kami ceritakan pada anak cucu keturunan kami , bagaimana kotornya negeri ini saat anjing yang berbicara!

 kedai kopi Kimung,
salam dari secangkir kopi robusta dengan hujan yang tertawa diluar sana,

Nesya Valentia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar